Friday, 27 February 2015

Spekulan – Malaikat berjubah Hitam, atau, Iblis berjubah Putih



Hj Samson Sameon , pensiunan PNS DKI Jakarta, yang baru naik haji 7 kali, berencana untuk menjalankan usaha musiman, yang telah dia jalankan selama bertahun-tahun, yaitu menjual kambing korban pada musim Lebaran Haji.

Anty Chorupsy, putri Hj Samson, ingin menyenangkan orang tuanya dengan menyediakan modal sebesar Rp 80 juta. Uang itu adalah hasil komisi yang diterima oleh Anty yang berkarya sebagai seorang Accounts Executive di pialang berjangka di Jakarta.

Hj Samson tidak setuju dengan karir yang dipilih oleh anak semata wayangnya, dengan dalih, bahwa perdagangan berjangka adalah judi. Disisi lain argumentasi Anty adalah, perdagangan berjangka adalah suatu usaha yang butuh kepiawaian, kejelian dan disiplin untuk bisa menghasilkan. Dalam waktu 4 bulan, Anty, lulusan SMA, mendalami dan meningkatkan kemampuan dia dengan membaca beberapa buku serta mengikuti pelatihan-pelatihan yang tersedia. Dengan gaya yang supel, Anty juga mencari dan berteman dengan beberapa Trainer/Trader guna untuk memperluas wawasannya.

Posisi Hj Samson dan Anty, adalah sama, sebagai spekulan, perbedaannya adalah pasarnya. Hj Samson menjadi spekulan di pasar fisik, sedangkan Anty bergerak di pasar berjangka dengan cakupan secara global. Spekulan ada dimana-mana, sebutan Bang Ijon, adalah spekulan yang bergerak di pasar fisik dengan menyediakan modal bagi para petani, dengan catatan petani hanya boleh jual hasil panennya kepada Bang Ijon, dengan harga yang ditentukan oleh Bang Ijon.

Sementara Anty, seorang spekulan di pasar berjangka, yang awal mulanya perdagangan berjangka dilakukan di bursa berjangka, tetapi dengan kemajuan teknologi, perdagangan berjangka menjadi produk OTC-over the counter, transaksi menjadi lebih mudah dengan biaya lebih murah.

Tiga minggu sebelum Lebaran Haji, Hj Samson dan anak buahnya memasang pagar di trotoar di Jl Tanah Abang, lokasi yang ditempati bertahun-tahun sebagai lapak jualan kambing korban. Tetapi, kali ini ada yang tidak beres. Ada beberapa petugas Satpol PP datangi Hj Samson dan dengan berat hati, sang Ketua Regu melarang aktivitas penyiapan lapak oleh anak buah Hj Samson. Setelah beberapa adu mulut dan cek-cok, akhirnya Hj Samson menyerah setelah ditunjukkan Perda yang diterbitkan oleh Gubenur DKI yang baru. Hj Samson terpaksa memindahkan lapaknya ke lokasi yang disediakan oleh pihak Pemda DKI, yang dinilai tidak bagus karena jauh dari keramaian dan pastinya sepi.

Spekulan di pasar fisik terekspos kepada resiko yang tidak jelas karena aturan mainnya lebih sering dilakukan dengan menggunakan otot ketimbang otak. Di sini juga adalah lahan basah bertumbuh biak premanisme. Apabila kita melihat spekulan dipasar berjangka, hidup dan usaha mereka sangat berbeda. Seorang spekulan, atau trader, harus menguasai ilmu analisa pasar untuk menentukan transaksi dan strategi yang ingin dipakai untuk mencari keuntungan. Peraturan di perdagangan berjangka semuanya sudah jelas dan baku, sehingga, resiko yang dihadapi boleh di minimalisirkan.

Bursa Berjangka adalah wadah dimana produsen dan konsumen bertemu untuk melakukan transaksi jual beli. Penjual secara alami ingin menjual dengan harga setinggi mungkin, sebaliknya, pembeli ingin membeli dengan harga serendah mungkin. Datanglah kelompok ketiga, yaitu spekulan, yang bertindak sebagai wasit. Spekulan bertransaksi dengan mencari keuntungan dari selisih harga yang bergerak. Mekanisme “price discovery” atau pembentukan harga yang wajar akan terjadi apabila ada kelompok ini.

Apa kabar usaha jualan kambing Hj Samson?

Lapak yang disediakan untuk Hj Samson tidak membawa keberuntungan. Kambing yang terjual hanya 2 ekor sedangkan yang tersisa 23 ekor harus terus diempani oleh Hj Samson. Setelah Lebaran Haji, lapak itu juga harus dikosongkan, ini membuat Hj Samson pusing tujuh keliling mikirkan mau dikemanakan kambing-kambingnya yang belum laku.

Anty ikut bersedih, tetapi merasa puas karena ayahnya mengaku kalah. Aktivitas yang dijalankan oleh Anty membutuhkan kerja keras, menganalisa pasar butuh kepiawaian, kejelian dan disiplin, itu kerjaan dengan teknologi walaupun tidak keluar keringat, tetapi menguras tenaga mental.

Spekulasi yang dilakukan oleh Hj Samson berakhir dengan kerugian, karena dia mengandalkan sesuatu yang pernah dia lakukan dan berfikir semuanya akan seperti tahun-tahun lalu. Ternyata dengan kepemimpinan yang baru, DKI Jakarta tidak terjadi pasar ternak yang kumuh dan bau.

Dua orang ini melakukan aktivitas yang sama, yaitu mencari keuntungan, tetapi di pasar yang berbeda. Satu di pasar fisik yang kurang jelas, yang satu di pasar perdagangan berjangka dengan segala aturannya demi menjaga terbentuknya harga yang wajar. Dan kedua-dua manusia ini adalah spekulan.



Spekulan – Malaikat berjubah Hitam, atau, Iblis berjubah Putih ?

No comments: